Thursday, July 12, 2012

The Dark Knight


Kategori:Film
JenisAksi dan Petualangan

Setelah membaca sana-sini dari blog satu ke blog lain, dari resensi ini itu akhirnya gw nonton juga The Dark Knight (satu-satunya film Batman yang gak pake Batman di judulnya)

Khusus Dewasa

The Dark Knight (TDK), merupakan sebuah film yang menurut gw kategorinya noir ataudark film. Bukan sebuah film yang nampaknya diadaptasi dari komik, tapi lebih seperti adaptasi dari grafik novel. Ceritanya rumit dan penuh adegan yang gak pas buat ditonton anak-anak. Jadi.. ini bukan film buat anak-anak ya...

Seperti film sebelumnya Christopher Nolan tetap berpandangan bahwa kisah jagoan kelelawar ini lebih pas digarap dengan cerita dunia nyata dibanding super hero gaya komik. Semua adegan dan konfliknya seakan dibuat nyata. Ini pun nampak dari film Batman Begins, bagaimana kisah baju, mobil, dan batcave itu lahir. Di film ini, kemunculan para penjahat merupakan sebuah kunci dari ide cerita TDK.

Penjahat dan Pahlawan

Kenapa gw bisa bilang ini film bukan buat anak-anak? Salah satu alasannya adalah ide cerita dari film ini. Dalam film berbasis komik, penonton sudah diposisikan pada sebuah blokade, blok"penjahat" dan blok "pahlawan" (lebih enak disebut : jagoan). Sementara dalam TDK, ide cerita sepanjang film ini justru ingin menabrakkan konsep penjahat dan jagoan tadi. Penonton diajak menelusuri kasus demi kasus dengan membenturkan konsep siapa penjahat... dan siapa pahlawan. Konflik awalnya dengan mudah menggeret mafia sebagai musuh atau penjahat mutlak. Kebelakangnya, sulit buat dicerna mana konsep penjahat dan mana konsep pahlawan.

Seorang Jaksa Wilayah Harvey Dent, menjadi ikon pembolak-balikan konsep penjahat - pahlawan tadi. Lalu ada juga beberapa adegan yang sengaja ingin mengajak penonton beropini siapa itu warga dan siapa itu narapidana. Sang Batman pun terbawa dengan alur permainan konsep penjahat dan pahlawan ini. Joker dengan mudahnya menciptakan suasana bahwa hadirnya pahlawan tidak lain karena kehadiran seorang penjahat. Pertanyaannya, siapa yang mau menjadi penjahat sejati dan siapa yang mau menjadi pahlawan sejati? Batman-kah?

Siapa Penjahatnya

Di akhir film, gw teringat obrolan dengan seorang penari Bali yang tinggal di Hannover Jerman, dia menceritakan konsep leak bagi kepercayaan orang Bali. Gue rasa konsep ini sama banget dengan konsep cerita film TDK.

Joker hadir bukan sekedar sebagai penjahat, melainkan pelengkap kepahlawanan Batman. Ini bukan berarti Batman semata-mata sebagai pahlawan. Ia hanyalah manusia biasa yang mampu mengemas dirinya dengan gadget mutakhir hingga ia mampu menjadi penumpas kejahatan. Sebagai manusia, Batman pun dibenturkan dengan emosi, ambisi, dan kebingungan. Ini sangat manusiawi. Batman tidak bisa menhindari sifat-sifat tadi dengan alat-alat canggihnya.

Di dalam setiap diri manusia, pasti ada "kebaikan" dan "kejahatan". Mana yang dominan hanya itulah yang menjadikan karakter utama manusia itu. Seorang polisi bukan lah malaikat yang bisa tetap teguh berdiri di sisi kebaikan. Sementara seorang penjahat atau narapidana tidak berarti selalu berfikir untuk tetap berbuat jahat. Jika sudah demikian, siapa sebetulnya yang bisa memerangi kejahatan? dan siapa yang musti menciptakan kebaikan?

Sebuah pertanyaan yang agaknya sangat sulit jika musti dicerna oleh anak-anak. Ya.. balik lagi deh.. ini bukan film anak-anak.

No comments: